Jumat, 20 Juni 2025

Satu Info saja dari Dia kepada Qurays, maka berakhirlah...

 



"Ia Belum Beriman, Tapi Ia Menyelamatkan Sang Nabi…"

(Sebuah kisah hijrah yang bukan sekadar perjalanan, tapi bukti bahwa amanah tidak mengenal agama.)

Malam itu, Mekkah terasa menyesakkan.

Langit seolah memendam rahasia besar.

Rumah Rasulullah SAW telah dikepung. Kaum Quraisy menyusun rencana: malam itu harus jadi malam kematian Muhammad.

Namun Allah selalu punya cara untuk menyelamatkan cahaya-Nya.

Diam-diam, Rasulullah keluar dari rumah. Abu Bakar setia menemani.

Tapi mereka tak langsung menuju Madinah.

Mereka justru menuju arah berlawanan, bersembunyi di Gua Tsur selama tiga hari berpuasa dalam sunyi, bertahan dalam takut, bertawakal dalam doa.

Namun inilah bagian paling tak disangka dalam perjalanan suci itu…

Penunjuk jalan mereka bukan seorang sahabat,

bukan orang dari kalangan Muhajirin,

bukan pula seorang Muslim.

Namanya Abdullah bin Uraiqith.

Ia masih musyrik. Ia belum masuk Islam.

Tapi justru dialah yang dipercaya oleh Rasulullah…

untuk menuntun jalan menuju Madinah.

Kenapa?

Karena ia jujur.

Karena ia amanah.

Karena ia tahu jalan-jalan tersembunyi padang pasir yang tidak diketahui oleh kaum Quraisy.

Rasulullah SAW mengajarkan, bahwa dalam keadaan genting,

yang dicari bukan status agama dulu tapi akhlak, profesionalitas, dan kesetiaan.

Bayangkan… betapa besar risikonya.

Satu kata dari Abdullah kepada Quraisy…

Dan sejarah Islam berakhir di malam itu.

Tapi ia tidak berkhianat.

Di saat banyak orang mengaku beriman tapi mudah tergoda dunia,

Seorang musyrik justru menjaga rahasia Nabi.

Dengan nyawanya.

Sumber: Sirah Nabawiyah

0 komentar:

Cari disini

Translate (Penterjemah)

Followers