Sabtu, 18 Oktober 2014

Syarat Niat Hati Mesti Tanpa "Debu"


ditulis oleh: Bang Ori Gagah

***belum cukup satu tahun ini, ada 3 Posisi (Kepercayaan) "GM" yang ditawarkan kepada saya, dua posisi dari dua Kakak Senior di Pergerakan dan satu posisi dari rekan bisnis di Pas*man Bar*t. ke-dua posisi itu pun sampai saat ini belum bisa saya sanggupi, kita harus jujur dan mengakui kelemahan kita sebagai manusia, karena sampai saat ini niat hati saya masih "berdebu" mendengar posisi tsb. oleh sebab itu sampai detik ini saya masih membersihkan debu2 yang mungkin saja bisa merusak kepercayaan tsb.
Kemudian...
dua tahun sebelumnya ada Seorang Bapak (kenal dekat) tepatnya di Komplek Mua*a Pu*** di kota Padang, menawarkan (red-mengamanahkan-) Keponakannya yg baru mendapat gelar Kedokteran Spesialis di Medan, beliau kenal dan tau bahwa saya seumur hidup tidak pernah terlibat Pacaran, begitu juga dengan keponakannya tersebut, namun sore itu dengan hati-hati dan halus pula saya belum sanggupi tawaran si Bapak, karena ada hal-hal yg membuat niat hati saya "berdebu" mendengar paparan si Bapak.***

===
sahabat,
manusia, harta, jabatan dan jodoh adalah sebuah paket yang amat mudah terkena "debu", debu tersebut awalnya tidak nampak dan merusak, namun ketika ditiup secara sengaja atau tidak sengaja oleh ucapan manusia maka disanalah kekuatan "kehanifan hati" anda di Uji, masih ingatkah dengan cerita Ali bin Abi Thalib Ra diludahi dalam sebuah pertempuran, ketika itu Ali bin Abi Thalib Ra hendak menebas leher prajurit (musuh) yg telah tersungkur ketanah, tiba-tiba prajurit tersebut meludahi beliau, hal menakjubkan terjadi, Ali malah menurunkan pedangnya. Dan ia kemudian membalikan badan dan berkata, "Membunuhmu adalah perbuatan kurang bijaksana bagiku. Pergilah, aku tidak akan membunuhmu."
Si Prajurit kemudian bertanya, "Kenapa engkau tidak membunuhku? Bukankah aku ini musuhmu?"
Ali menjawab dengan mengatakan, "Ketika pedangku berada di lehermu, saya sangat berniat membunuhmu. Tetapi ketika engkau ludahi saya, saya tersadar, jika saya membunuhmu, itu bukan karena Allah, melainkan karena saya dalam keadaan marah."

sahabat...
sampai saat ini saya terus berusaha mengeksplorasi formula untuk membungkus hati dari serangan "debu dan kutu-kutu debu" tersebut.

pahamkah "debu" yg saya maksud ?
pada konteks kisah Ali bin Abi Thalib,
marah karena di ludahi itu berbeda dg marah karena-Nya.
marah karena diludahi itulah yg menjadi "men-debu-kan niat" yg harus dibersihkan bahkan harus tertundanya sebuah tindakan/ keputusan.

Sahabat... Berhatilah-hatilah dengan "debu" yang kasat mata itu.
kalau perlu... yukkk sama-sama bersihin debu, mulai dari debu karpet masjid hingga karpet "hatimu" ke pelaminan, hahahaha
‪#‎bawa_santai_usah_terlalu_serius‬
semoga bermanfaat, wallahu a`lam, 17102014

lihat juga:

Dilarang Pacaran BUKAN Dilarang Jatuh Cinta

0 komentar:

Cari disini

Translate (Penterjemah)

Followers